Mahasiswi Peliharaan Pejabat Dibayar 10 Juta Sebulan – Mahasiswi ini menyamarkan penampilannya
dengan memakai jilbab setiap kali ke kampus. Hal ini sengaja untuk menutupi
image negatif kalau di kota Malang banyak mahasiswi yang jadi peliharaan pejabat
dan pengusaha, sehingga cara mengenakan busana muslim dan jilbab pun mereka
lakukan untuk menyembunyikan identitasnya. Seorang mahasiswi berinisial DY
berhasil diwawancarai oleh Kompas.com
disebuah cafe di bilangan Dinoyo, Malang. Menurut pengakuan gadis cantik ini, penghasilan
dari profesinya sebagai mahasiswi peliharaan pejabat minimal Rp.5 juta dan
maksimal Rp.10 juta dalam sebulan. Berikut berita hasil liputannya.
"Dari teman-teman saya yang masuk ke dunia itu
(ayam kampus), mayoritas karena sudah tidak perawan sejak SMP. Ada yang sejak
SMA. Saat pacaran, sang pacar mengajak berhubungan. Ancaman jika tak mau
(berhubungan intim) akan diputus. Terpaksa harus mau karena saat itu masih
cinta monyet," aku DY (20), salah seorang mahasiswi yang ditemui
Kompas.com, di sebuah kafe di Kota Malang, Minggu (28/10/2012) malam. Sebutan
ayam kampus itu sudah menjadi istilah umum bagi para mahasiswi yang menyambi
menjadi pekerja seks komersial (PSK) terselubung.
Menurut DY, sebagian besar ayam kampus di Malang
berlatar belakang dari keluarga yang bermasalah (broken home). Bukan hanya
karena faktor impitan ekonomi. "Setahu saya, dari keluarga mampu semua.
Ada yang memang faktor ekonomi, tapi tidak banyak, bahkan jarang. Itu yang saya
kenal," aku DY yang mewanti-wanti namanya tidak ditulis. Kebanyakan
"ayam kampus" nilai DY, juga tergiur dengan pola hidup mewah, glamour,
dan serba instan. "Kalau tak kunjung sadar, kuliahnya amburadul, dan bisa
memutuskan jadi PSK di lokalisasi. Semoga tidak sampai demikian," katanya
sembari merundukkan kepala.
Ditanya soal operasi dan cara transaksinya, DY
menceritakan, untuk di Malang, trennya sudah mulai berubah. "Jika
awal-awal, asal ada yang 'pesan', harga cocok, siap aja. Tapi tren sekarang
para ayam kampus memilih aman. Yakni 'dipelihara' oleh para om-om atau
pengusaha atau pejabat penting. Kalau pejabat jarang yang dari Malang sendiri,
tapi dari luar Malang," akunya.
Para pejabat, lanjut DY, datang ke Malang biasanya di
hari-hari libur akhir pekan. Tinggalnya di hotel atau di sebuah vila seperti di
Kota Batu. "Jika pengusaha tergantung panggilan," katanya.
Menurutnya, ayam kampus yang "dipelihara"
biasanya dibayar secara bulanan. "Umumnya, kalau sudah ada yang
memelihara, per bulannya minimal Rp 5 juta dan maksimal Rp 10 juta. Kalau harga
sekali 'main' umumnya ayam kampus di Malang dibanderol paling rendah Rp 500.000.
Maksimal Rp 1 juta," ujar DY.
DY mengaku,
setelah lulus menjadi sarjana, dia akan meninggalkan profesi "ayam kampus".
"Setelah sarjana, profesi ini akan dibuang. Akan menata keluarga yang
baik. Makanya, saya menjalin hubungan baik dengan pacar saat ini," ujar
DY. Menjajakan diri kepada pria hidung belang, kata DY, bukan kehendak nurani,
tapi hanya nafsu semata. "Hanya karena jalan pengobat stres, frustasi
akibat tak dipedulikan orang tua," keluhnya.
Itulah hasil liputan investigasi Mahasiswi Peliharaan Pejabat Dibayar 10 Juta Sebulan ini. Sebuah
cerita yang harusnya bisa menjadi cerminan bagi para orang tua supaya selalu
meperhatikan dan mengasihi anak-anaknya, serta arti pentingnya pengawasan orang
tua dalam pergaulan anak-anak kita yang saat ini semakin mudah terpengaruh oleh
lingkungan pergaulan yang tidak sehat.
Berita Liputan lainnya: Mahasiswi Ini Mengaku Sering Kencan dengan Dosennya
4 Responses to "Mahasiswi Peliharaan Pejabat Dibayar 10 Juta Sebulan"
ya ampuh, sampai kayak gitu ya?
#sedih bacanya
wah ga nyangka nihh bisa gini ya
astagaaa.....5 juta sebulan bagi 30 hari berarti seharinya 170rb..mure amat neng
yang namanya peliharaan berarti ga jauh beda ama hewan dong..........hmm